TEMPO.CO, Makassar - Sebanyak 30 lembar foto berada dalam satu bingkai. Mereka bergantung di atas tali putih yang membentang, terjepit bak jemuran pakaian di Rumata’ Art Space, 29-30 November lalu.
Ada enam baris tali yang terbentang. Di baris pertama, ada Fort Rotterdam dan Pelabuhan Paotere di Makassar, Jam Kota di Manado, Little India di Kuala Lumpur, dan Sanam Luang di Bangkok. Lalu, baris tali kedua seakan membawa kita berjalan-jalan ke Kawah Putih di Jawa Barat, danau buatan di Balikpapan, air terjun Mata Buntu di Sorowako, serta Telaga Warna di Puncak Prau-Dieng, Jawa Tengah, dan pemandangan langitnya.
Tak melulu panorama, fotografer si empunya foto-foto itu juga merekam sisi lain perjalanannya dan menggantungnya pada baris tali lainnya. Seperti tau-tau—patung manusia yang terbuat dari kayu—dan tengkorak Londa di Toraja. Ada juga sajian pisang epe di Makassar dan roti canai di Malaysia.
Di antara barisan foto-foto yang tergantung itu, ada sebaris foto yang fokus pada wajah anak-anak. Beberapa judul foto anak-anak itu berikut lokasi pengambilan fotonya, di antaranya Tatapan tanpa Dosa (Penang), Senyum Manis(Bangkok), Bocah Depan Rumah dan Penari Cilik (Toraja), serta Gadis Cilik dan Bunga (Lakkang di Makassar).